VIVAnews - Otoritas kesehatan Amerika Serikat mengutuk peredaran permen mengandung virus cacar air. Kampanye pencegahan cacar air dengan vaksin pun digalakkan agar masyarakat tak semakin sesat.
Dr Elaine Schulte, pakar kesehatan anak di Cleveland Clinic Children’s Hospital, mengatakan bahwa vaksin tak hanya melindungi anak dari serangan virus cacar air, tapi juga mencegah terjadinya penularan.
Vaksin cacar air sudah ada sejak 1995. Bisa diberikan untuk anak mulai usia 12 bulan. Berdasarkan data antara tahun 1995 dan 2008, penggunaan vaksin ampuh menurunkan kasus cacar air hingga 2009.
"Anak yang sudah mendapat vaksin kecil kemungkinannya terserang cacar air. Kemungkinan terserang memang masih ada, tapi sangat kecil peluangnya," kata Schulte.
Schulte menegaskan bahwa vaksin cacar air adalah cara terbaik untuk memberikan perlindungan terhadap anak. Bukan dengan sengaja menulari anak dengan virus cacar air hanya agar tak terkena di usia dewasa.
Kampanye mengenai vaksin cacar air kembali gencar setelah Wendy Werkit, seorang warga asal Nashville, Amerika Serika, sengaja menciptakan permen yang terpapar virus cacar air. Permen ini ditawarkan untuk para orangtua yang menghendaki anaknya segera mengalami cacar air di usia dini.
Werkit terinspirasi menjual produk tersebut karena melihat sejumlah orangtua frustasi melihat anaknya tak kunjung mengalami cacar air.
Menempatkan iklan produknya di Facebook, wanita itu menjajakan dagangannya seharga US$50 atau sekitar Rp450 ribu melalui transaksi online PayPal. Ia menekankan niatnya untuk membantu anak-anak 'menjemput' virus itu segera, karena jika mengalaminya di usia dewasa lebih berbahaya.
Dalam pikirannya, mengalami cacar air di masa dewasa menyiksa. Selain membutuhkan penyembuhan lebih lama, infeksi cacar di masa dewasa juga berpotensi meninggalkan bekas di kulit yang sulit hilang.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar