VIVAnews - Penyakit Stroke menjangkiti ratusan ribu orang dan merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Untuk mencegahnya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, memiliki cara untuk mencegah stroke hinggap.
Salah satunya, kata Endang, adalah dengan menurunkan kadar hipertensi dan meminum banyak air. "Minum banyak air putih, kurangi makan garam, kurangi gula dan konsumsi lemak. Kalau punya hipertensi, segera berobat agar turun kadarnya," kata Endang pada aksi peduli peringatan hari stroke sedunia, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Sabtu 29 Oktober 2011.
Dari data Kementerian Kesehatan, sekitar 70 persen penderita stroke akan membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga perawatan khusus harus dilanjutkan dirumah oleh keluarga dan masyarakat. Perilaku tidak sehat, kata Endang, harus juga segera diubah.
"Jangan merokok, jangan minum alkohol, olahraga teratur, banyak makan sayur dan buah, dan kurangi stres," jelas Endang lagi.
Data Kemenkes menunjukkan, sebanyak 31 persen penderita stroke mengalami ketergantungan total dan parsial, 20 persen perlu bantuan untuk berjalan. Sebanyak 16 persen memerlukan perawatan pada rumah perawatan khusus stroke, 71 persen mengalami hambatan pekerjaan sesudah tujuh tahun dan 34 persen menjadi pengangguran di usia kurang dari 65 tahun.
Disabilitas akibat stroke tidak hanya memberikan beban ekonomi bagi keluarga, namun juga beban mental emosional yang mengganggu produktifitas anggota keluarga lainnya. Untuk itu, pemerintah akan memberikan pelatihan kepada dokter dan keluarga yang menjaga penderita selama di rumah.
"Penderita stroke harus menjalani perawatan rehabilitasi di rumah sehingga perlu orang-orang yang terlatih," kata Endang.
Penanganan pasien stroke, kata Endang, dipersulit oleh kurangnya tenaga dokter ahli syaraf di Indonesia. Dia mengatakan di Indonesia saat ini hanya memiliki sekitar kurang dari 1.000 dokter syaraf. Jumlah ini terlalu sedikit, dibandingkan dengan jumlah penduduk.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar