VIVAnews - Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedyaningsih, mengatakan stroke bisa menjangkit kepada semua orang tidak bergantung pada faktor umur. Stroke juga tidak peduli status sosial, kaya atau miskin.
"Kami tekankan di hari stroke sedunia ini adalah stroke itu bisa kena semua orang, semua umur, bukan kita tunggu tua dulu baru kena stroke," kata Endang dalam sambutannya pada aksi peduli Peringatan Hari Stroke Sedunia, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Sabtu, 29 Oktober 2011.
Endang menjelaskan, stroke adalah penyebab kematian yang utama di Indonesia. Porsinya mencapai 15,4 persen dari total penyebab kematian. Artinya, satu dari tujuh orang yang meninggal dikarenakan stroke.
Selain itu, tegas Endang, stroke juga tidak bergantung pada kondisi sosial dan ekonomi seseorang. Berdasarkan data yang dimiliki oleh panitia peringatan hari stroke sedunia, angka kejadian stroke terus meningkat dan sebagian besar penderita stroke berada di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Prevalensi (angka kejadian) stroke di Indonesia berdasarkan riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah delapan per seribu penduduk atau 0,8 persen. Sebagai perbandingan, prevalensi stroke di Amerika Serikat adalah 3,4 per persen per 100 ribu penduduk, di Singapura 55 per 100 ribu penduduk dan di Thailand 11 per 100 ribu penduduk.
Dari jumlah total penderita stroke di Indonesia, sekitar 2,5 persen atau 250 ribu orang meninggal dunia dan sisanya cacat ringan maupun berat. Pada 2020 mendatang diperkirakan 7,6 juta orang akan meninggal karena stroke.
Peningkatan angka stroke di Indonesia diperkirakan berkaitan dengan peningkatan angka kejadian faktor risiko stroke. Faktor yang ditemukan beresiko terhadap stroke adalah diabetes melitus, gangguan kesehatan mental, hipertensi, merokok, dan obesitas abnormal.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar