VIVAnews - Tak hanya orang dewasa yang bisa mengalami penyakit diabetes, khususnya diabetes melitus tipe 1 atau DM1. Anak-anak pun berisiko mengalami penyakit kronis ini.
Tak melulu dipengaruhi oleh faktor genetik, penyakit ini juga dipicu pola makan yang tak sehat serta kurangnya aktivitas. Penyakit DM1 yang menyerang anak merupakan kelainan sistemik yang terjadi akibat gangguan metabolisme glukosa. Untuk itu perlu diwaspadai dan perlu dilakukan deteksi dini.
“DM 1 bisa terjadi pada anak tanpa memandang usia. Biasanya mulai terlihat gejala saat usia 5-7 tahun,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), Badriul Hegar, saat ditemui di acara seminar 'Pentingnya Deteksi Diabetes Dini Pada Anak' di Jakarta, Kamis 20 Juli 2011.
Keadaan ini bisa terjadi karena kerusakan sel penghasil insulin di kelenjar liur lambung (pankreas) sehingga produksi insulin berkurang bahkan terhenti. Insulin adalah hormon penting yang berperan menjaga keseimbangan gula dalam tubuh. Penyakit DM 1 juga disebabkan oleh proses autoimun, yaitu keadaan dimana terjadi kerusakan sistem imunitas tubuh, sehingga tubuh menghasilkan zat anti terhadap sel penghasil insulin.
Proses ini bisa diketahui terkait dengan kerusakan gen tertentu, yang dapat diturunkan dari orangtua kepada anak (hanya 10 persen kasus). Bisa juga karena kerusakan gen yang terjadi secara spontan. Termasuk infeksi, polusi, radiasi, konsumsi obat, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, penyakit DM1 pada anak merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah. Bahkan, sangat sulit diketahui sejak dini sebelum timbulnya gejala klinis.
“Masyarakat diimbau untuk waspada, terutama bagi orangtua yang anak-anaknya menunjukkan gejala seperti sering buang air kecil, peningkatan rasa haus dan lapar, cepat lelah, turunnya berat badan, sesak napas, nafas anak berbau asam, adanya infeksi jamur pada kulit, penglihatan kabur, muntah atau sakit perut, segera konsultasi pada dokter,” kata Aman Bhakti Pulungan, Ketua Perhimpunan Ahli Endokrinologi Anak Asia Pasifik.
Menurutya, gejala-gejala itu sering disalahartikan oleh orangtua maupun tenaga kesehatan. Baik sebagai penyakit usus buntu, infeksi atau penyakit lainnya. Untuk itu, penting melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh.
“Kelainan dalam diagnosis penyakit DM 1 ini sering menyebabkan penanganan yang tidak sesuai dengan penyakitnya dan akhirnya bahkan dapat menyebabkan kematian,” kata Aman.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar