Minggu, 28 Agustus 2011

Atasi dehidrasi dengan minum susu

London (ANTARA News) - Haus dan merasa pusing selagi berolah raga merupakan pertanda anda mengalami dehidrasi atau tubuh kekurangan cairan dan elektrolit.

Pada anak-anak, meminum susu ternyata lebih baik guna menangani kondisi itu dibandingkan dengan meminum minuman energi.

Resiko dari dehidrasi biasanya meningkat pada siang hari, utamanya ketika cuaca sedang panas terik. Disamping cairan keluar lewat keringat, cairan tubuh dan elektrolit yang terkandung didalamnya juga keluar lewat proses evaporasi yang terjadi pada permukaan kulit ketika kita berbicara.

Berdasarkan sebuah penelitian, setiap 1 persen hilangnya cairan tubuh, kemampuan tubuh secara fisik akan berkurang hingga 15 persen. pertanda itu termasuk sulit dalam berkonsentrasi,detak jantung dan suhu tubuh meningkat dan orang akan merasa cepat lelah.

Dehidrasi yang lebih parah juga dapat memicu kerusakan organ yang serius,atau bahkan kematian.Sebagai contoh orang yang berjemur terlalu lama di bawah terik matahari, biasanya akan mengalami apa yang disebut heat stroke.

Anak-anak cukup rentan terkena dampak bahaya dehidrasi karena mereka masih dalam masa pertumbuhan, sehingga fungsi organ yang tak sempurna.Terutama ketika anak-anak itu berolah raga di bawah terik matahari dan ketika udara terasa kering.

Sebuah penelitian di McMaster University menunjukan bahwa meminum air saja pada waktu tertentu tak cukup karena hal itu tak menggantikan elektrolit tubuh yang hilang lewat keringat.Meski begitu, minuman energi tak dianjurkan untuk dikonsumsi anak-anak.

Susu lebih baik untuk dikonsumsi selama berolah raga dibawah terik matahari, karena kandungan nutrisinya tak hanya menggantikan kehilangan cairan dan elektrolit. Protein dan kalsium di dalamnya juga baik untuk pembentukan sel otot dan tulang.

"Anak-anak dengan mudah mengalami dehidrasi selama berolah raga dan mereka butuh cukup minum untuk menggantikan cairan tubuh. Susu lebih baik karena susu kaya protein, karbohidrat, kalsium dan elektrolit," ujar Brian Timmons salah satu peneliti, seperti dikutip dari Indiavision.(yud)

Editor: AA Ariwibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar