VIVAnews - Meniru mimik dan bahasa tubuh dinilai positif untuk menjalin kedekatan dalam hubungan sosial. Olah tubuh yang dibuat mirip dengan lawan bicara dapat diartikan sebagai bentuk sanjungan. Namun, jangan melakukannya saat melakukan wawancara kerja.
Seperti dilansir dari Daily Mail, para peneliti menemukan, meniru berlebihan dalam sebuah wawancara membuat calon atasan berpikir Anda tidak kompeten, tidak dapat dipercaya, dan sangat tidak menyenangkan.
Penelitian yang diterbitkan pada jurnal Psychological Science ini menunjukkan, bahwa meniru secara berlebihan sama seperti membeo atau mengejek lawan bicara.
Sedangkan, dalam kehidupan sosial, meniru merupakan perekat hubungan manusia dan menandakan sebuah kepercayaan. Dua orang yang saling menyukai dapat dengan secara tidak sadar meniru perangai masing-masing agar lebih dekat.
Namun dalam beberapa waktu terakhir, meniru secara sadar digunakan sebagai strategi bisnis. "Meniru adalah bagian penting dari kecerdasan sosial. Namun, hal ini dilakukan tidak hanya dengan mengetahui bagaimana meniru," ujar Piotr
Winkielman, profesor psikologi dari University San Diego.
Penting juga untuk diketahui kapan harus meniru kapan tidak. Keberhasilan dari meniru itu tergantung dari ketepatan objek, waktu, dan alasan. "Sangat menguntungkan memiliki kemampuan untuk meniru. Tetapi, bagian penting dari kecerdasan sosial adalah mengetahui bagaimanan menggunakan kemampuan ini dengan tindakan yang lebih selektif, cerdas, beralasan, memiliki pemahaman yang jelas. Sebab meniru berlebihan secara implisit dapat mencerminkan keburukan Anda." ia menambahkan. (eh)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar