Rabu, 21 September 2011

Anak Cari Perhatian? Jangan Memarahinya

TRIBUNNEWS.COM - Anak belajar banyak cara mencari perhatian pada usia satu sampai tiga tahun. Cara mencari perhatian itu bisa berbentuk perilaku buruk yang menuntut perhatian orangtua dan bahkan berisiko untuk dihukum. Minta perhatian terus-menerus dari orangtua yang sibuk atau lelah akan menjengkelkan dan anak bisa ditolak dalam bentuk dimarahi.

Cara yang paling sering dilakukan anak-anak yang mencari perhatian adalah tidak mau makan, berteriak-teriak kalau dibawa ke ranjang, menolak berbaring, menolak duduk di toilet, menahan kencing dan buang air besar, sengaja buang air besar atau kecil di ranjang atau di kamar, membentur-benturkan kepala, mengeriut-ngeriutkan gigi, sakit perut, tidak berminat pada pelajaran sekolah, keras kepala berlebihan, dan sebagainya.

Apa penyebabnya? Dalam sejumlah kasus, anak-anak berbuat ulah karena kebutuhan dasarnya untuk mendapat pengakuan sebagai manusia tidak diakui. Ia tidak dipuji, tidak pula cukup dicintai dan tidak diberi tanggung jawab yang diinginkannya. Kalau anak itu menyadari bahwa berbuat nakal merupakan cara satu-satunya untuk menarik perhatian, ia akan mengumbar kenakalan.

Cara mencari perhatian yang tidak pandang bulu itu bisa juga disebabkan karena adanya kerusakan otak atau akibat kecemasan karena tidak yakin akan adanya kelekatan ikatan kasih sayang yang kuat.

Banyak anak yang mencari perhatian dengan berbuat kenakalan. Kelirunya guru dan orangtua malah lebih memberi perhatian pada kenakalannya itu, yaitu dengan memarahinya misalnya. Anak jadi serasa diberi angin untuk mengumbar kenakalannya kalau orangtua dan guru cepat bereaksi pada perbuatan mereka. Untuk ini cara yang terbaik adalah tidak menggubrisnya.

Jangan membuat anak merasa seakan-akan orangtua menikmati kenakalan mereka. Sebaiknya orangtua tidak menggubris muslihatnya itu. Tidak menanggapinya lebih baik daripada memperingatkan atau mengancam sebelum ia berbuat, atau menghukum setelah ia melakukan perbuatannya. Anak harus dibuat mengerti bahwa ia sudah terlalu tua untuk melakukan tingkah laku seperti itu.

Jenis mekanisme yang dipakai kebanyakan anak untuk mengurangi ketegangannya adalah agresi, substitusi, menarik diri, proyeksi, supresi, dan reaction formation. (How To Shape Your Kids Better)

Editor: Anita K Wardhani | Sumber: Intisari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar