VIVAnews - Jangan remehkan sakit gigi! Kyle Willis, seorang pria 24 tahun asal Cincinnati, Amerika Serikat, menghembuskan nafas terakhir gara-gara membiarkan infeksi gusi tanpa pengobatan.
Saluran NBC melaporkan, Willis mulai merasakan sakit di bagian gigi geraham dua pekan sebelum kematiannya. Ia mengabaikan saran dokter untuk menjalani operasi lantaran tak memiliki asuransi kesehatan.
Willis mungkin tak menyangka bahwa membiarkan sakit itu bisa berujung fatal. Beberapa hari menahan sakit, wajahnya mulai membengkak yang disertai rasa sakit di bagian kepala. Ia segera mengonsumsi obat pembunuh rasa sakit yang diresepkan dokter. Sementara itu, resep obat antibiotik ia abaikan lantaran mahal.
Sekitar dua pekan menahan sakit yang kian tak terkendali, ia menghembuskan nafas terakhir, pekan lalu. Hasil otopsi menunjukkan bahwa infeksi di giginya telah meradang dan menyebar sehingga memicu pembengkakan otak.
“Orang-orang tidak sadar penyakit mulut dapat menyebabkan sakit serius,” kata Dr Irvin Silverstein di ABC News.
Dokter asal Universitas California itu menyebut sejumlah kasus kematian akibat gangguan kesehatan mulut. Pada 2007, seorang bocah berusia 12 bernama Deamonte Driver meninggal akibat infeksi gigi yang menyebar ke otak. Bocah asal Maryland ini juga melewatkan saran dokter untuk melakukan pencabutan gigi secara rutin akibat tak punya asuransi.
Silverstein sangat menyayangkan kasus-kasus semacam itu, sebab gangguan kesehatan gigi dan mulut merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Selain persoalan biaya, banyak kasus fatal muncul akibat kebiasaan orang yang enggan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Banyak orang menganggap remeh kesehatan gigi dan mulut.
Jantung dan Stroke
Infeksi atau peradangan gusi umumnya memicu kerusakan jaringan dan tulang pendukung gigi. Selain membuat gigi mudah tanggal, kerusakan jaringan pada gusi berperan memicu penyebaran bakteri yang dapat menyumbat pembuluh darah. Kondisi ini jelas akan meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung.
Sejumlah studi yang mengungkap hubungan antara penyakit periodontal dan penyakit jantung, menunjukkan akumulasi mikroorganisme dari radang gusi di arteri pasien dengan gangguan jantung. Tumpukan mikroorganisme itu yang kemudian memicu penyumbatan dan merusak dinding arteri.
Dikutip dari Daily Mail, Dr Sharlin Ahmed dari Asosiasi Stroke, mengatakan, "Bakteri dalam mulut berkontribusi menyebabkan penyempitan dinding pembuluh darah, yang dapat mengakibatkan stroke. Bakteri dalam mulut juga bisa menyimpan lemak di arteri, yang dapat menyebabkan gumpalan darah dan dapat mengakibatkan stroke."
Penelitian Universitas Hiroshima juga mengungkap bahwa mereka yang memiliki jumlah gigi kurang dari 24 saat dewasa, 60 persen lebih mungkin menderita stroke. "Kehilangan gigi mungkin berhubungan dengan stroke iskemik dan perdarahan," kata Dr Mitsuyoshi Yoshida, yang memimpin penelitian.
Hasil analisis dari empat studi terpisah menunjukkan, mereka yang hanya memiliki 24 gigi mengalami peningkatkan risiko stroke sebesar 57 persen, dibandingkan mereka dengan 25 gigi atau lebih. Analisis ini memperhitungkan berbagai faktor risiko pemicu stroke, seperti kebiasaan merokok, obesitas, dan penggunaan alkohol.
Menjaga kebersihan gigi secara tuntas menjadi penting untuk mencegah risiko stroke dan penyakit lain terkait penyumbatan pembuluh darah. Jadi, jangan lupa menyikat gigi dan menggunakan benang gigi secara teratur demi investasi kesehatan jangka panjang! (Rudi Bun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar