TRIBUN-TIMUR.COM - Angka kecelakaan saat arus mudik dan balik terus meningkat setiap tahunnya. Hasil laporan kepolisian saat arus mudik tahun 2011, dari jumlah kecelakaan yang terjadi, sebagian besar disebabkan karena supir atau pengemudi mengantuk.
Kantuk memang masih dianggap hal yang biasa bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Kebanyakan orang menganggap kalau mengantuk itu hanya karena kelelahan atau kurang tidur. Mengantuk sianggap bukan sebagai tanda penyakit.
Padahal kantuk itu justru menandakan adanya gangguan tidur seseorang. Gangguan tidur itu bisa disebabkan adanya penyakit.
Kondisi seseorang yang sudah memiliki gangguan tidur semakin diperparah saat memasuki bulan Ramadan dan libur Lebaran. "Saat bulan puasa, pola tidur seseorang berubah dan berkurang. Ditambah lagi jadwal mudik dan aktivitas selama libur Lebaran untuk bersilahturahmi," ujar dr Andreas Prasadj.
Akan tetapi kecelakaan tidak akan terjadi jika pengendara benar-benar menyadari bagaimana harus menjaga kesehatannya termasuk jumlah tidurnya agar perjalanan saat mudik dan kembali ke kota asal aman. Menurut Andreas, ada banyak cara untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat mengantuk di jalan.
"Yang utama, sebelum berangkat usahakan tidur minimal 6 jam agar tubuh segar dan siap menempuh perjalanan," kata dr Andreas.
Bagi mereka yang benar-benar merasa lelah dan membutuhkan waktu tidur, sudah tentu bisa menambah lagi jam tidur mereka agar tidak mengantuk. Terutama jika masih merasa waktu tidurnya masih kurang dengan tanda-tanda menguap, air mata berair, dan mata mengejap-ngejap.
Dokter Andreas juga menyarankan jangan sekali-kali mencari cara lain untuk menghilangkan rasa kantuk itu. Misalnya minum kopi atau mendengarkan musik yang keras. Itu sifatnya sementara dan tidak membuat tubuh terjaga karena yang dibutuhkan tubuh adalah tidur.
"Jadi kalau di tengah jalan terasa sangat mengantuk, sebaiknya sesegara mungkin mencari tempat menginap dan tidur," kata dokter pria yang senang membagi tip melalui Twitter @IDTidurSehat.
Selama perjalanan mudik, waktu yang ideal untuk menjaga tubuh agar tetap bugar dan kesehatan tidur tetap terjaga adalah dengan beristirahat setiap tiga jam sekali. Saat istirahat itu tidak selalu harus tidur tetapi bisa juga hanya sekadar meluruskan punggung, makan dan minum, serta menggerakkan tubuh.
Hanya saja, bagi mereka yang merasa kantuk mulai menyerang, sebaiknya mencari tempat untuk beristirahat. Tidak harus tidur dalam waktu yang panjang seperti tidur di rumah yang penting, rasa kantuk itu hilang meski tidur hanya beberapa menit saja.
Dan satu hal yang pasti, jangan pernah melakukan perjalanan pada malam hari. "Jangan membiasakan untuk menempuh perjalanan malam hari di saat tubuh membutuhkan waktu untuk tidur," kata dr Andreas.
Yang paling membahayakan adalah ketika otak tertidur tanpa disadari. Biasanya ini terjadi ketika seseorang yang sedang mengemudi tiba-tiba seperti terbangun dan tidak mengingat lagi jalan yang sudah ditempuhnya sekian menit. Padahal mata masih terbuka dan tangan masih ada di kemudi mobil.
Kondisi ini terjadi karena sebenarnya sebagian otak sudah tertidur dan pengemudi menyetir dengan instingnya saja. Ini sangat membahayakan karena kendaraannya bisa keluar jalur atau menabrak karena sudah tidak awas lagi. Jadi, jika tiba-tiba merasa kaget karena tidak ingat jalan yang ditempuh sebelumnya, sebaiknya segera menghentikan kendaran dan sisihkan waktu untuk beristirahat.(*/tribun-timur.com)
Editor : Muh. Irham
Sumber : Tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar