VIVAnews - Para orangtua diperingatkan mengenai faktor risiko penggunaan gendongan bayi, setelah kematian bayi berusia dua hari di Adelaide, Australia. Tubuh bayi mungil itu dingin tanpa denyut nadi, saat sang ibu mengeluarkannya dari gendongan berbentuk jumper.
Profesor Roger Byard, ahli patologi dari Universitas Adelaide, dan John Gilbert, spesialis forensik senior, belum ada penjelasan lain mengenai penyebab kematian bayi itu, kecuali kemungkinan penggunaan gendongan bayi yang salah.
"Penting bagi orangtua dan pengasuh untuk menyadari faktor keamanan dari penggunaan alat bantu gendong ini, terutama untuk bayi yang masih sangat kecil," kata mereka dalam Jurnal Kesehatan Australia, yang dipublikasikan hari ini, seperti dikutip dari news.co.au.
Di Amerika Serikat dan Kanada, ada 16 kasus kematian bayi yang diduga akibat penggunaan gendongan bayi yang tak memenuhi standar keamanan produk yang ditetapkan otoritas setempat. Pada 2010, lebih satu juta gendongan bayi produksi Infantino ditarik dari pasar Amerika, setelah dikaitkan dengan kasus kematian tiga bayi.
Komisi Keamanan Produk Konsumen Amerika mendesak para orangtua menghentikan penggunaan gendongan bayi untuk bayi usia di bawah empat bulan. Mereka khawatir dengan kemungkinan bayi tercekik dan kesulitan bernapas. "Gendongan yang tak memenuhi standar bisa menghambat respirasi normal bayi. Usahakan kepala bayi menghadap keluar saat mengendongnya, jangan sampai kain gendongan menutupi wajahnya," kata Gilbert.
Seiring perkembangan industri fashion, muncul beragam model gendongan bayi di pasaran. Bukan sekadar gendongan berupa kain panjang yang disimpul, tapi ada yang menyerupai ransel yang dipasang di bahu, ada pula yang lentur menyerupai kaos tambahan yang menempel di baju penggendong. (umi)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar