VIVAnews - Pekerjaan, rute ke kantor, tempat makan siang yang sama, serta rutinitas lainnya gampang membuat Anda bosan. Jika sudah begini, segera cari kegiatan baru demi mengusir kebosanan. Menurut Dr. Irving Biederman, ahli syaraf di University of Southern California di Los Angeles, kebosanan dapat 'menggerogoti' Anda, sebagaimana lapar menganggu tubuh.
Dari hasil penelitiannya, otak ternyata memang perlu diberikan sesuatu yang baru. Rasa bosan ini sebetulnya adalah sistem dalam otak yang bersifat stimulan.
"Anda memiliki sistem yang berusaha untuk mempertahankan tingkat nutrisi tertentu," kata Biederman, seperti dikutip dari Youbeauty.
Tanpa stimulasi ini, kita bisa terseret ke dalam kebosanan parah yang bisa berdampak buruk hubungan, kecerdasan, kebahagiaan, dan kesehatan. Rasa bosan melibatkan opioid, zat kimia dalam otak yang memberi kita kesenangan.
Reseptor opioid yang paling padat terdapat di bagian otak yang menafsirkan pemandangan dan suara. Sebuah pengalaman baru akan merangsang pelepasan opioid. Otak memang bersifat selalu mencari hal yang lebih dan baru terus-menerus. Sementara mata manusia terpaku pada mencari stimulasi.
Ketika Anda dapat pengalaman baru, beberapa neuron pada dasarnya mengambil alih tugas untuk mengolah sepotong data dan menghasilkan opioid. Lalu, jika pengalaman itu berulang untuk yang kedua atau yang ketiga maka jumlah opiod tidak akan sama ketika mendapat pengalaman pertama.
Sistem ini memang membuat kerja otak jadi lebih efisien. Biederman beranggapan hal itulah yang membat kita selalu mencari pengalaman baru, baik dalam bentuk ide, fakta atau sensasi, atau dia mengistilahkannya dengan 'infovores'.
Kecenderungan untuk bosan, seperti banyak sifat, agak terprogram. Sebuah penelitian yang dilakukan tim dari University of Kentucky, menemukan dasar neurobiologis untuk kerentanan rasa bosan atau kecenderungan pada beberapa orang kehilangan minat lebih cepat dari yang lain.
Ketika kondisi tersebut menjadi kronis, kebosanan dapat dikaitkan dengan depresi, penyakit mental yang mengganggu tidur, libido serta kebiasaan makan yang tidak sehat. Akan menjadi lebih buruk ketika kebosanan mengarah ke perilaku berisiko, seperti seks bebas, berjudi, atau kecanduan obat terlarang.
Seseorang yang bosan terus-menerus bisa mengalami kekacauan dalam hidupnya. Seperti putus sekolah, terlalu sering berganti profesi atau perceraian.
"Mereka mungkin hanya tidak cukup dirangsang, dengan memberi 'makan' ," kata Biederman.
Ia mengungkap cara terbaik untuk tidak bosan adalah dengan melakukan apa yang Anda sukai, tetapi tidak Anda kuasai. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka suka melakukan hal yang sama berulang.
Menurut Biederman hal ini bisa jadi hanya untuk mengurangi kecemasan. Ada kemungkinan bahwa ketika mereka mencoba hal baru, ternyata mungkin lebih menikmatinya. Jadi, sebelum rasa bosan datang sebaiknya cari aktivitas atau pengalaman baru agar hidup Anda lebih menyenangkan.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar